Dari Murid Menjadi Murid yang Memuridkan

13 October 2025

Setiap pelayanan yang kita jalani sesungguhnya berakar pada satu hal yang mendasar: visi. Tanpa visi, pelayanan mudah kehilangan arah, sekadar rutinitas, bahkan bisa terasa hampa. Visi bukan sekadar kata-kata indah yang kita hafalkan, melainkan arah hidup yang memberi makna bagi setiap langkah kita.
 
Ketika berbicara tentang pelayanan mahasiswa, pertanyaan yang perlu kita renungkan adalah: visi seperti apa yang sedang kita hidupi? Sebab pelayanan tidak pernah berhenti pada program atau acara, melainkan pada siapa kita menjadi di hadapan Kristus. Di sinilah letak pentingnya transfer visi. Visi yang hidup di dalam diri seorang murid Kristus perlu dibagikan, diteruskan, bahkan ditanamkan pada orang lain, agar pelayanan tidak mati pada satu generasi saja.
 
Menjadi murid berarti membuka hati untuk belajar, dibentuk, dan diarahkan oleh Sang Guru Agung. Murid sejati tidak hanya menuntut pengertian, tetapi juga menghidupi apa yang diajarkan. Dalam proses inilah visi itu bertumbuh: kita memahami panggilan kita bukan hanya untuk mengenal Kristus, tetapi juga untuk menghadirkan-Nya dalam kehidupan nyata. Seorang murid yang menghidupi visinya akan menemukan bahwa panggilan itu tidak pernah berhenti pada dirinya sendiri. Sebab Kristus sendiri memberi perintah yang jelas: "Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku."
 
Artinya, visi seorang murid tidak pernah mandek. Visi itu harus mengalir, berpindah, ditransfer. Dari hidup kita kepada hidup orang lain. Dari perjalanan iman kita kepada perjalanan iman sesama. Dari pelayanan kita kepada generasi berikutnya. Transfer visi bukanlah pilihan, melainkan bagian yang tak terpisahkan dari identitas seorang murid.
Di sinilah pentingnya Kelompok Kecil. Kelompok kecil bukan sekadar jadwal pertemuan rutin, melainkan ruang nyata di mana visi dapat ditransfer dengan konsisten. Dalam kelompok kecil, setiap orang tidak hanya mendengar firman, tetapi juga melihat teladan. 
 
PKK dipanggil untuk menjadi contoh hidup yang nyata, bukan hanya dalam perkataan, tetapi dalam kesetiaan, integritas, dan kerendahan hati. Justru lewat keberlanjutan kelompok kecil inilah murid dibentuk secara mendalam dan berkesempatan untuk bertumbuh menjadi murid yang juga siap memuridkan. Kelompok kecil yang berhenti di tengah jalan akan membuat transfer visi terputus, tetapi kelompok kecil yang terus berjalan akan melahirkan generasi demi generasi yang kuat dalam Kristus.
 
Namun, proses transfer visi bukan sekadar mengajar atau memberi informasi. Lebih dalam dari itu, transfer visi terjadi ketika hidup kita sendiri menjadi kesaksian. Bagaimana kita berpegang pada firman, bagaimana kita jatuh dan bangkit kembali, bagaimana kita setia dalam hal-hal kecil—semua itu lebih berbicara daripada sekadar kata-kata. Orang lain belajar dari apa yang mereka lihat dalam hidup kita. Di situlah visi Kristus perlahan menular, mengakar, dan bertumbuh dalam diri mereka.
 
Lalu apakah transfer visi pernah berakhir? Tidak. Selama kita masih hidup, kita selalu dipanggil untuk meneruskan apa yang telah kita terima. Seorang murid sejati akan terus belajar, dan di saat yang sama, terus memuridkan. Inilah siklus indah yang membuat pelayanan tidak pernah kering: setiap murid bertumbuh menjadi murid yang memuridkan.
 
Mungkin kita sering merasa tidak cukup layak atau belum siap. Namun justru dalam kelemahan itulah kuasa Kristus nyata. Yang Tuhan butuhkan bukanlah kesempurnaan kita, melainkan hati yang mau taat. Ketika kita menyerahkan diri untuk dipakai-Nya, kita sedang menjadi saluran di mana visi itu mengalir, dari satu hati ke hati lain.
 
Pada akhirnya, transfer visi adalah tentang keberanian untuk hidup setia sebagai murid dan kerelaan untuk menyalakan api yang sama dalam hidup orang lain. Karena pelayanan bukan soal apa yang kita tinggalkan di panggung, melainkan apa yang kita wariskan dalam kehidupan. Dan warisan terbesar seorang murid adalah melahirkan murid-murid baru yang mencintai Kristus dengan segenap hati.
 
Pertanyaannya sekarang, apakah kamu mau menjawab panggilan Kristus bukan hanya sebagai murid yang belajar, tetapi juga sebagai murid yang berani memuridkan?
 
Oleh: Katrin Alina 

BAGIKAN

TERHUBUNG DENGAN KAMI

ALAMAT SEKRETARIAT

Jl. Marakas No.5, Titi Rantai, Kota Medan, Sumatera Utara, 20157


© UKM KMK USU - All Rights Reserved