Sense of Belonging, It’s All Love

16 June 2023

Dalam lingkup kehidupan kita pasti sering mendengar sebutan Sense of Belonging yang artinya rasa memiliki. Rasa memiliki ada di dalam diri seseorang yang terpancar dari bagaimana setiap orang mampu untuk menciptakan penerimaan, perhatian dan dukungan untuk sepenuhnya dapat mencintai suatu hal. Rasa memiliki sering dianggap sebagai suatu bentuk rasa ikatan ikut serta memiliki suatu hal, padahal sejatinya rasa memiliki ada karena rasa cinta. Pemahaman yang tepat akan membawa rasa memiliki naik kelas menjadi rasa cinta sehingga setiap orang dapat percaya bahwa rasa cinta akan menuntun rasa kepemilikan dengan kadar yang tepat.
Istilah Sense of Belonging juga digunakan dalam pelayanan mahasiswa UKM KMK USU. Tentu rasa memiliki harus tertanam baik dalam pelayanan mahasiswa dan mahasiswa harus paham betul esensi dari rasa memiliki dalam pelayanan. Kepekaan, respek, komitmen merupakan kombinasi prinsip yang harus terkandung dari rasa memiliki. Kepekaan berarti bagaimana sikap mahasiswa dalam pelayanan untuk tetap sadar mengerjakan apa yang menjadi bagiannya dan bijak melihat situasi terhadap bagian pekerjaan rekan sepelayanannya. Perlunya kesigapan dalam mengambil aksi apabila dirasa rekan sepelayanannya sedang membutuhkan bantuan. Hal tersebut akan membangun rasa tolong menolong dan saling menguatkan sehingga pelayanan mahasiswa menjadi solid serta memiliki rasa senasib sepenanggungan. Mahasiswa harus percaya bahwa beban pelayanan merupakan beban bersama yang harus dipikul dan dikerjakan dengan baik. Respek meliputi rasa ingin tahu dan peduli terhadap pelayanan yang dikerjakan. Mahasiswa harus menjadi pribadi yang tidak hanya bersimpati tetapi juga berempati. Kemajuan pelayanan ditentukan dari seberapa besar dorongan setiap mahasiswa untuk mengerjakan bagiannya sebaik mungkin dan tetap memperhatikan situasi dari rekan sepelayanannya sehingga tercipta etos kerja yang tinggi dalam pelayanan. Komitmen merupakan suatu bentuk tanggung jawab dan perjanjian batiniah terhadap diri sendiri dengan Allah dalam pelayanan yang dikerjakan dan harus dimiliki oleh setiap mahasiswa. Apabila komitmen tidak dibentuk maka setiap mahasiswa akan mudah kehilangan arah/kendali diri dalam pelayanan yang dikerjakan karena tidak adanya ikatan yang baik. Komitmen menjadikan mahasiwa sadar untuk tidak akan meninggalkan bagiannya dan tetap setia memperhatikan setiap aspek dalam pelayanan sehingga tercipta harmonisasi dan sinergitas dalam pelayanan mahasiswa. Seperti perumpamaan yang mengatakan bahwa cinta tanpa komitmen sama dengan sia-sia, maka begitu pula dengan mahasiswa dalam pelayanan yang akan mudah tergoyahkan apabila cinta itu tidak diikat dengan komitmen. Komitmen membuat mahasiswa sadar akan posisi dirinya dan menciptakan rasa kesetiaan serta mau berkorban yang tinggi. Hal tersebut harus dimaknai dengan baik dalam pelayanan UKM KMK USU.
Mahasiswa dalam pelayanan harus bijak memahami mana yang menjadi haknya dan mana yang menjadi tanggung jawabnya sehingga mahasiswa dapat menjalankan bagiannya dengan sungguh-sungguh dan siap sedia mempertanggungjawabkan bagian yang dikerjakannya. Mahasiswa juga harus bijak menempatkan diri dalam pelayanan bersama rekan sepelayanan dan segera sadar untuk bertindak terhadap hal sekecil apapun yang mungkin memerlukan pertolongan sehingga mahasiswa dapat setia dalam perkara kecil dan kedepannya perkara besar dapat dihadapi dengan penuh kesiapan. Ungkapan yang menenangkan terdengar di telinga berkata bahwa dalam pelayanan mahasiswa haruslah bekerja seperti milik diri, memelihara seperti milik diri, menjaga seperti milik diri, melayani sepenuh hati.
Kita telah menerima karunia dari Allah dan oleh karena itu kita harus bertanggung jawab atas setiap detik hidup kita dan jadikanlah juga pelayanan mahasiswa menjadi wadah yang tepat untuk kita dapat melayani Allah. Kita semua adalah penerima tugas panggilan Allah, siapa saja yang berhasil mengerjakan tugas panggilan Allah dari lingkup yang terkecil maka pasti akan Allah berikan kekuatan juga untuk mengerjakan tugas panggilan Allah dalam lingkup yang terbesar. Tanggung jawab harus dikerjakan sesuai dengan tugas panggilan Allah yang diberikan. Tidak ada tanggung jawab tanpa kesadaran tugas panggilan Allah karena tugas panggilan Allah melahirkan tanggung jawab. Tanggung jawab dalam pelayanan harus diwujudkan dengan baik dari segi esensi dan teknis pelaksanaannya. Panggilan bersifat unik, tiap-tiap orang terpanggil secara khusus untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Panggilan juga bersifat umum, setiap orang tanpa terkecuali sudah sepatutnya mengerjakan kebenaran dalam setiap ucapan dan perbuatannya. Keutuhan pikiran dan perasaan yang menghasilkan ucapan dan perbuatan harus disinkronisasikan dengan rasa memiliki sehingga pengimplementasiannya akan menjadi baik dan terarah.
Mengeluh kurang waktu dalam mengerjakan bagian pelayanan tidak akan pernah membukakan jalan-jalan yang buntu karena masalah sebenarnya adalah rendahnya semangat, lemahnya tekad, kurangnya niat karena tidak adanya rasa kepemilikan. Apabila cinta sudah terbungkus baik dengan rasa memiliki maka tidak ada lagi kata kurang waktu untuk mengerjakan bagian dalam pelayanan. Orang-orang luar biasa dalam pelayanan memiliki satu persamaan yaitu komitmen yang kuat untuk mewujudkan pelayanan yang baik sehingga hasilnya merupakan suatu kenikmatan untuk perluasan Kerajaan Allah dan kemuliaan namaNya di dunia ini.
Kita dapat meneladani sikap diri Daud yang tinggi rasa memiliki dalam pelayanan. Pada kitab 1 Samuel 17, Allah menilai kepribadian Daud yang penuh tanggung jawab dan tercermin saat Daud menjaga kawanan ternak ayahnya. Kesendirian Daud di dalam hutan yang tidak dilihat oleh orang lain ternyata sangat diperhitungkan Allah. Allah melihat bahwa Daud penuh tanggung jawab terhadap tugas yang dibebankan kepadanya untuk menjaga kawanan domba ayahnya. Menjadi seorang gembala bukanlah hal yang mudah karena bisa saja ada bahaya besar yang mengancam misalnya binatang buas dan lain sebagainya, tetapi Daud tetap menjalankan tanggung jawabnya dengan baik sebagai gembala di dalam hutan. Dari contoh tersebut maka kita dapat memaknainya juga dalam pelayanan UKM KMK USU dimana kelompok kecil sebagai ujung tombak pelayanan memiliki pemimpin kelompok kecil yang harus seperti Daud yaitu menjadi gembala bagi adik kelompok kecilnya dengan penuh tanggung jawab sehingga nampaklah sikap memiliki yang tinggi dengan kesadaran untuk membawa kelompok kecil ke arah yang lebih baik. Daud juga sangat memperhatikan bagaimana kehidupan ibadah umat Allah. Dalam kitab 1 Tawarikh 23 sampai 26 terlihat bahwa Daud meneguhkan dan mengatur tugas bagi orang Lewi supaya ibadah kepada Allah dapat berjalan dengan lancar. Hal ini juga merupakan bentuk dari tingginya rasa memiliki dalam pelayanan yang dikerjakan Daud dan dapat dicontoh oleh UKM KMK USU. Pada kitab 2 Samuel 2 dan 2 Samuel 5 terdapat hal yang menarik dalam pelayanan Daud yaitu dirinya yang selalu bertanya kepada Allah walaupun dalam kehidupannya sedang ada masalah sehingga dirinya tidak salah melangkah. Kita juga harus mencontoh hal tersebut karena rasa memiliki dalam pelayanan juga harus disertai dengan rasa butuh pertolongan Allah agar selalu ditopang dan dikuatkan dalam mengerjakan bagian dalam pelayanan.
Kita juga dapat meneladani Titus yang merupakan anak rohani Paulus yang berhasil mengimplementasikan tingginya rasa memiliki dalam pelayanan yang dikerjakannya. Dalam 2 Korintus 8 terlihat bahwa Titus merasa terpanggil untuk melaksanakan tugas yang akan dipercayakan kepadanya. Rasa memiliki tercipta karena adanya panggilan untuk melayani. Harus ada rasa terpanggil dan terbeban untuk mengerjakan tugas panggilan Allah. Titus sangat bersungguh-sungguh dalam pelayanannya karena dirinya sadar bahwa pelayanan yang dikerjakan semata-mata hanya untuk memuliakan Allah.
Melayani dengan sepenuh hati, mengabdi tuntas penuh totalitas berlandaskan komitmen dan berserah dengan segenap cinta. Allah harus menjadi satu-satunya pusat dalam hal tersebut. Pelayanan dikerjakan hanya untuk memuliakan Allah. Pelayanan harus memerlukan pengorbanan karena terlebih dahulu Allah telah berkorban untuk menyelamatkan kita. Pengorbanan yang kita lakukan dalam pelayanan adalah untuk suatu kebahagiaan yang abadi. Pengorbanan yang didorong oleh rasa cinta adalah sukacita. Melayanilah dengan sebaik-baiknya untuk khalayak seluas-luasnya. Tanamkanlah rasa memiliki dengan tidak mementingkan diri sendiri dan rela berkorban demi melayani.
Oleh: Tanti Nababan (FKM 2020)

BAGIKAN

TERHUBUNG DENGAN KAMI

ALAMAT SEKRETARIAT

Jl. Marakas No.5, Titi Rantai, Kota Medan, Sumatera Utara, 20157


© UKM KMK USU - All Rights Reserved