Melayani bukanlah pekerjaan yang menyenangkan, melayani mengarahkan kita untuk mengerjakan segala sesuatunya bukan karena kepentingan diri sendiri, melainkan untuk memperhatikan kebutuhan orang lain, bekerja untuk menolong orang lain.
(2 Korintus 5 : 15) Melayani adalah menghamba kepada Tuhan, pola hidupnya bukan lagi hidup untuk diri sendiri melainkan hidup untuk Tuhan. Pdt. DR. Stephen Tong berkata “Pelayanan adalah penaklukan diri di dalam Allah sampai mati, sehingga seluruh hidup kita memuliakan Allah dan menjadi berkat bagi orang lain.”
Aku menyadari bahwa Allah sangat mengasihiku, Dia bukan hanya menyelamatkanku, Dia menuntunku bahkan memilihku, memperlayakkan aku bekerja bagi Dia. Ketika aku dibina di dalam Kelompok Kecil, aku melihat bahwa ada orang yang tulus mengasihiku, mengajakku bertumbuh dalam pengenalan kepada Kristus, dan aku melihat bahwa orang itu adalah orang yang mengerjakan pelayanannya bagi Tuhan. Sampai ketika Tuhan perkenankan aku untuk melayani ke dalam kepengurusan koordinasi, ternyata aku melihat ada orang-orang yang setia melayani Tuhan, yang Tuhan izinkan melalui mereka aku dapat semakin mengenal Kristus dan melihat pekerjaan-Nya yang sempurna dalam hidupku. Harapan yang sama dengan itu, aku ingin banyak orang yang semakin mengenal Kristus melalui pelayanan yang aku kerjakan. Apa yang sebenarnya menjadi dasar seseorang dalam melayani? Tentunya karena Yesus sendiri terlebih dahulu melayani kita, Dia yang Raja atas segala raja dengan kerendahan dan kemurahan hati-Nya telah melayani manusia berdosa, Yesus turun ke dunia sebagai manusia menjalani banyak sekali penderitaan dalam perjalanan-Nya hingga Ia mati di kayu salib untuk kita, untuk melepaskan kita dari kutuk dosa, hal ini yang selalu mengharukan hatiku dan menyadari betapa berharganya aku bagi Dia.
Tentang suka dan duka dalam pelayanan, sebagai koordinasi KMK USU UP FT, pertama sekali, rasa yang saat ini ingin aku sampaikan adalah aku sangat bersyukur kepada Yesus yang memilihku menjadi rekan kerja Nya, berulang kali aku bertanya mengapa Yesus memilih aku dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang ku miliki, aku hanya mendapati terus menerus bahwa Yesus sangat mengasihi aku. Bukan karena kemampuan ku, bukan karena aku layak, tapi karena Dia mengasihi aku dan Dia yang memperlayakkan aku, Yesus sangat mengasihi kita semua. Aku bersukacita wadah pelayanan mahasiswa ini menjadi tempatku boleh semakin bertumbuh, mengenal Kristus dan bekerja bagi Dia. Menjadi seorang pengurus membuatku menyadari bahwa Tuhan tidak pernah menciptakan aku hanya untuk menjadi aku yang berfokus kepada diriku, hidup untuk diriku sendiri, namun aku menyadari bahwa Tuhan punya tujuan yang lebih besar dari pada itu, aku harus menjadi murid Kristus yang bukan hanya bertumbuh namun juga berbuah, menjadi berkat dan menjadi saksi Kristus. Bertemu dan berelasi dengan orang-orang yang mau bertumbuh, menangkap dan mengerjakan visi Allah bersama-sama, saling berbagi hidup, saling mengasihi, menguatkan dan mendoakan satu dengan yang lain, menjadi rasa yang sangat disyukuri. Sepanjang perjalanan mungkin ada banyak kesukaran, keraguan, dan juga penderitaan yang di alami, namun hal itu bukannya sebuah keharusan bukan?
(Matius 16:24) ”Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku”. Tuhan tidak pernah menjanjikan bahwa mengikut Dia adalah perjalanan tanpa penderitaan, tanpa pergumulan dan kesulitan, bahkan Yesus mempertegas bahwa setiap yang mengikut Dia harus memikul salib, menyangkal diri yang artinya melawan arus dunia. Semua bukanlah hal yang mudah. Tapi dimana kita menemukan apa yang dapat membuat kita lebih merasa tenang? aman? dan bersukacita bahkan dalam kesulitan sekalipun selain hanya didalam Dia? tidak ada.
Menjadi seorang pengurus pelayanan mahasiswa juga memiliki banyak kesulitan, keraguan, dan ketakutan. Mungkin dari pergesekan karakter yang beberapa kali menyakitkan hati, penolakan dari orang-orang, kesulitan dalam membagi waktu, dan mungkin masih banyak lagi. Tetapi Tuhan dengan sempurna-Nya mengajari aku dan bahkan kita dalam banyaknya kesulitan yang kita hadapi, melalui penderitaan itu, ada sukacita yang berlipat kali besarnya ketika kita merasakan kehadiran Allah, merasakan penghiburan-Nya, mmenyaksikan janji penyertaan-Nya, dan merasakan betapa Allah merindukan kita untuk datang kepada-Nya. Terkadang Tuhan menempatkan kita pada situasi yang sulit untuk menyadarkan kita bahwa kita hanyalah manusia, ciptaan-Nya yang sangat Dia kasihi, untuk bisa berelasi dengan Dia, Tuhan sangat mengerti segalanya tentang kita, Dia bukan hanya tahu, bukan hanya mengerti, namun Dia juga Yesus yang merasakan apa yang kita rasakan.
Sungguh indah berelasi dan menjadi pekerja Tuhan, sungguh aku ingin semua orang dapat merasakan apa yang aku rasakan, jadilah saksi Kristus, biarlah melalui hidup kita, pekerjaan kita, orang-orang melihat dan merasakan pekerjaan Tuhan Yesus Allah kita yang luar biasa. Dulu aku berfikir bahwa melayani adalah sebuah kesempatan, namun ternyata melayani bukan lah kesempatan yang bisa kita putuskan untuk kita ambil atau tidak. Namun melayani adalah keharusan bagi setiap orang percaya, seperti yang terdapat dalam lirik lagu “melayani adalah keharusan”
Tetapi apa yang dahulu
merupakan keuntungan bagiku
Skarang ku anggap rugi karena Kristus
Semunya telah ku tinggalkan
untuk mengikuti Yesusku
Trima kasih Yesus untuk panggilan-Mu
Melayani bukanlah sebuah kesempatan dalam hidup ku..
Melayani Yesusku adalah keharusan dalam hidupku
Sekalipun di dunia ku tak medapatkan kesenangannya..
Tapi ku percaya upah ku dapatkan di surga
Ingatlah bahwa kasih dari Yesus yang menjadi dasar kita dalam mengerjakan pelayanan yang Tuhan perkenankan untuk kita kerjakan, tempatkanlah Dia di atas segalanya. Banyak keterjatuhan yang kita hadapi, dalam sibuk nya dan banyak nya yang kita kerjakan pun mari kita kembali merenungkan, dalam hal apapun masih sempatkah kita bertanya kepada Tuhan? masihkah kita menyediakan waktu untuk duduk dan mendengarkan suara-Nya, belajar dari pada-Nya?
Relasi dengan Tuhan adalah yang terutama, dan itulah yang akan menuntun kita untuk mau mendengarkan-Nya, mengerjakan kehendak-Nya,
God Bless You
Oleh: Kristina Wasti Br. Saragih (FT 2020)